Rumah Baca Ada Terus Boleh

Rumah Baca Ada Terus Boleh

“Saya senang di Rumah Baca, bisa nyanyi dan belajar,” kata Habel seusai mengikuti kegiatan di Rumah Baca di sore itu. Saat ini, Habel berusia sembilan tahun dan seorang murid kelas tiga SD. Ia adalah anak yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan Rumah Baca. Ia tidak pernah terlambat dan bahkan selalu datang lebih cepat. Sambil menunggu, Habel biasanya membaca buku-buku di Rumah Baca. 

Jika teman-teman Habel sulit untuk memahami materi, tutor Rumah Baca biasanya akan meminta Habel membantu mereka memahami materi. “Kadang bantu teman dan adik-adik, bantu mereka kerja tugas di Rumah Baca. Sa (saya) bantu saja,” ungkap Habel.  

Saat pertama kali mengikuti kegiatan di Rumah Baca, Habel sudah bisa mengenal huruf, namun belum lancar membaca. Kini, Habel sudah lancar membaca dan mampu menjawab pertanyaan dari cerita yang dibacakan oleh tutor. Habel berhasil memiliki keterampilan literasi membaca komprehensif sejak rajin datang ke Rumah Baca. “Pertanyaan bisa jawab karena kalau dengar cerita, tidak bermain, itu bisa jawab pertanyaan,” ujarnya penuh semangat. 

Selain di Rumah Baca, ternyata Habel juga rajin pergi ke sekolah dan juga belajar di rumah. “Bapak juga kadang ajar di rumah kalau belajar malam. Kalau sekolah sa datang,” kata Habel. Keseharian Habel sarat akan literasi, baik di sekolah, rumah, maupun masyarakat. Lingkungan yang selaras seperti ini dapat terus mengembangkan keterampilan literasi anak-anak di Asmat, Papua. 

Sa senang ada Rumah Baca, kalau bisa nanti ada terus boleh...,” harap Habel. Dengan semangat belajar yang dimiliki Habel serta semakin kental budaya literasi di Asmat dapat meningkatkan keterampilan membaca komprehensif anak-anak di kampung tersebut. 

 

 

Penulis: Lamhot Simatupang (Education Officer kantor operasional WVI di Asmat) 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive


Artikel Terkait