Cerita Kader: Bengkel untuk Generasi Muda

Cerita Kader: Bengkel untuk Generasi Muda

Setiap langkah kecil yang dilakukan untuk membangun generasi pasti akan berdampak besar bagi generasi di masa depan. Jika tidak dimulai makan tidak ada gerakan perubahan. Itulah yang mendorong saya membuat sebuah usaha bernama Bengkel untuk Generasi.

Nama saya Agusnoor, saya berumur 43 tahun dan memiliki 2 anak. Saya merupakan staf Desa Jono Oge, Sulawesi Tengah di bagian Kepala Urusan Perencanaan Desa. Saya memiliki mimpi yang cukup besar bagi pemuda-pemuda yang ada di desa saya khususnya bagi anak-anak terdampak penyalahgunaan narkoba dan yang putus sekolah.

Saya sangat prihatin dan berjuang untuk mendorong mereka supaya lepas dari ancaman akibat penyalahgunaan narkoba tersebut. Saya sering mengadakan kegiatan-kegiatan untuk mereka dengan menggunakan sumber daya sendiri untuk mengalihkan perhatian mereka dan mereka bisa memiliki kegiatan yang sifatnya positif seperti pertandingan catur dan olah raga lainnya. Saya bisa melihat bahwa mereka sangat antusias dan semangat.

Saya juga memiliki sebuah bengkel kecil-kecilan di depan rumah. Bengkel ini saya gunakan sebagai media untuk merangkul anak-anak terutama remaja di Desa Jono Oge. Saya mengizinkan mereka untuk mengota-atik sepeda motor untuk belajar tentang otomotif dan sembari mereka belajar saya menyampaikan dorongan positif untuk mendukung mereka meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang buruk.

Sekalipun dengan dengan pengetahuan dan peralatan yang seadanya saja, saya tetap lakukan karena keyakinan saya bahwa hal kecil bisa membawa perubahan. Saya bisa melihat bahwa ada dampak positif yang terjadi seperti fokus anak remaja yang sudah terkontaminasi dengan obat-obatan terlarang secara perlahan mulai berubah. Kemampuan mereka dalam memperbaiki sepeda motor semakin lebih baik, sehingga mereka bisa memperbaiki minimal sepeda motor sendiri, dan anak-anak sudah saling mendukung supaya tidak putus sekolah bagi yang masih sekolah. 

Selain menjadi abdi pemerintah saya juga menjadi salah satu kader Wahana Visi Indonesia (WVI) di Desa Jono Oge. Saya sangat senang saat ada sosialisasi dilakukan dan melihat bahwa ada keterkaitan antara mimpi saya dengan apa yang dilakukan oleh WVI yakni ada perubahan bagi anak-anak dan khususnya tentang perlindungan anak. Saya banyak belajar dari WVI tentang hak-hak anak dan ini membantu saya ketika menghabiskan waktu dengan remaja-remaja yang datang ke bengkel. Saya jadi mempunyai materi-materi lain yang bisa saya sharingkan ke mereka.

Saya juga menyediakan tempat di dekat bengkel untuk dijadikan tempat pertemuan bagi kelompok remaja di desa, sehingga mereka masih bisa saya pantau dan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti bersama WVI mudah dilakukan. Bengkel saya masih tetap berjalan hingga kini. Namun, saya tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Hasil yang paling memuaskan saya setelah melakukan pendampingan bersama WVI adalah beberapa anak sudah menyatakan ingin menyelesaikan pendidikannya melalui paket-paket yang ada. Saya sangat bersyukur karena pemerintah desa juga sangat terbuka untuk mendukung anak-anak tersebut.  

                               

Ditulis oleh: Agusnoor, Kaur Perencanaan Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi dan Kader Wahana Visi Indonesi


Artikel Terkait