Cerita Relawan: Pemenang Penghargaan Internasional Ini Berikan Hati untuk Melayani di NTT
Pernah melakukan riset terhadap aktivitas yang diupayakan Wahana Visi Indonesia (WVI) demi membangun keberlanjutan di Indonesia ketika duduk di bangku kuliah, membuat pria lulusan Universitas Katolik Parahyangan ini tertarik melayani bersama WVI sebagai relawan.
Menghabiskan masa kuliah untuk menekuni Ilmu Hubungan Internasional (HI) Ricky Antonius Margareta berhasil membuat ia dan dua rekannya memperoleh first best essay dalam kompetisi internasional ‘En Route to Jusuf Kalla's Nomination for Nobel Peace Prize'. Lewat prestasi yang ia peroleh itu pula membuat dirinya berkesempatan untuk hadir langsung di Istana Wakil Presiden Republik Indonesia untuk menerima penghargaan oleh Bapak Jusuf Kalla yang kala itu menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019.
Selama menekuni bidang studi tersebut, dirinya juga menemukan renjana yang akhirnya membuat Ricky dipercayakan oleh tim WVI untuk menjadi salah satu relawan Education Officer di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Meski tidak bisa terjun langsung ke lapangan karena pandemi Covid-19, tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap berkontribusi sebagai relawan. Ricky memberikan kontribusi dalam hal publikasi dan pengumpulan dokumentasi atas program Unlock Literacy NTT dan membagikan materi mengenai penulisan esai atau artikel yang sesuai dengan standar publikasi media nasional secara remote.
“Saya memperoleh semangat, rasa syukur, fulfillment, teman baru, dan banyak hal lainnya. Saya bahkan merasa kontribusi saya tidak sebesar hal yang saya peroleh dari tim WVI dan partisipan project,” ujar pria asal Bandung ini.
Ricky percaya bahwa melayani bisa di mana saja dan dalam bentuk apa saja. Ricky berpesan agar siapapun untuk tidak ragu menjadi bagian dari WVI, sekalipun itu menjadi relawan.
“Berkontribusilah bagi sesama dan dunia selagi kamu masih memiliki kesempatan. Uluran tangan kita yang kita anggap kecil, tidak akan sia-sia bersama WVI. WVI akan membantu mengonversikan kemampuan dan kontribusi kita menjadi hal yang memiliki dampak berkelanjutan bagi mereka yang membutuhkan tangan kita,” pungkasnya.
Ditulis oleh: Klaudia Mawuntu, Intern Wahana Visi Indonesia