Kebun Gizi Baru untuk Keluarga Kami
Kondisi alam Kabupaten Asmat yang umumnya merupakan daerah rawa dengan air pasang yang tinggi menjadi salah satu kendala masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan khususnya berkebun. Jika air pasang tinggi, maka bedeng tempat menanam sayur akan terendam air. Namun, hal ini tidak menyurutkan niat para ibu dalam berupaya membuat kebun gizi untuk keluarga.
Kegiatan membuat kebun ini awalnya diikuti oleh 18 orang ibu yang memiliki anak balita, dengan harapan bahwa kebun gizi ini dapat meningkatkan kualitas gizi anak-anak dan keluarga. Kedelapan belas ibu balita ini tersebar di 3 kampung layanan Program Asmat HOPE Wahana Visi Indonesia (WVI) yang berada di Distrik Jetsy.
WVI turut bekerja sama dengan Pastor Paroki St. Fransiskus Asisi Warse dalam menciptakan kebun gizi ini, di mana Pastor Paroki menyediakan lahan pastoran untuk dijadikan lahan bagi pembuatan kebun gizi.
Usaha para ibu dalam membuat kebun gizi tidak sia-sia. Meski dihadapkan pada kondisi alam yang tidak menentu, akhirnya mereka tetap bisa menikmati hasil panen kebun gizinya. Sebagai bentuk ucapan syukur dari hasil kebun gizi tersebut, para ibu balita memasak hasil panennya bersama-sama di Aula Pastoran Paroki Warse.
Bahan makanannya diambil dari hasil panen kebun berupa sayur kangkung dan kacang panjang. Para ibu dan anak-anak bersuka cita karena dapat menikmati hasil jerih payah mereka.
Hasil panen dari kebun gizi juga dinikmati bersama dengan anggota keluarga lainnya. Melihat hasil dari kebun gizi yang sudah dimanfaat oleh keluarga pembuatnya, membuat keluarga lain juga berusaha membuat kebunnya dengan memanfaatkan pekarangan rumah sendiri.
“Saya terima kasih kepada WVI sudah ajar buat kebun. Anak-anak bisa makan sayur dan sekarang kami sudah buka sepuluh bedeng lagi di samping rumah untuk tanam sayur. Saya sudah tanam sayur kacang panjang, sayur sawi, dan rica (cabai. red),” ujar Mama Noberta, salah satu ibu yang menerapkan kebun gizi.
Program WVI di Kabupaten Asmat masih terus berjalan. Pascakejadian luar biasa yang menimpa Asmat beberapa tahun silam, WVI melakukan pendampingan kepada orang dewasa dan anak agar masyarakat di kabupaten ini dapat memiliki hidup utuh sepenuhnya.
Ditulis oleh: Solfriamus Dasman, Health Officer Asmat HOPE, Wahana Visi Indonesia