Kesempatan Berkarya di Rumania

Kesempatan Berkarya di Rumania

Seperti Franky Banfatin dan Nelly Sembiring, menjadi pekerja kemanusiaan bisa punya kesempatan untuk berkarya di kancah internasional. Franky dan Nelly, begitu mereka akrab disapa, merupakah dua staf Wahana Visi Indonesia yang sempat berkarya di kantor World Vision Romania pada tahun 2022 lalu. Mereka menjalani penugasan khusus untuk terlibat dalam tanggap bencana krisis di Ukraina. Mari kita mengenal lebih dekat sosok Franky dan Nelly, serta kisah mereka ketika bisa bekerja dengan rekan-rekan dari negara lain.

Franky (kanan, baju hijau) sedang rapat bersama rekan-rekan dari World Vision lainnya.

Pertanyaan (P) : Saat ini bekerja di posisi apa?

Nelly (N) : Child Protection Specialist atau spesialis untuk isu perlindungan anak

Franky (F) : Head of Social Impact and Sustainability (SIS) Department atau Kepala Departeman SIS

P : Child Protection Specialist itu mengerjakan apa saja? Head of SIS Department itu mengerjakan apa saja?

N : Spesialis isu perlindungan anak itu fokus untuk membantu perencanaan hingga evaluasi program-program perlindungan anak yang dilakukan WVI bersama pemerintah dan masyarakat, termasuk anak. Program-program ini bertujuan untuk mengurangi angka kekerasan fisik dan seksual terhadap anak Indonesia. Saya memberikan rekomendasi dan petunjuk-petunjuk teknis supaya WVI bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang menambah kapasitas masyarakat dalam mencegah dan merespon kekerasan fisik dan seksual terhadap anak. Selain itu, supaya WVI juga bisa mendukung pemerintah untuk menyediakan layanan perlindungan anak bagi anak-anak yang mengalami kekerasan fisik dan seksual sehingga mereka bisa dapat pulih kembali.

F : SIS itu satu unit yang fokus bermitra dengan korporasi ataupun foundation (baik lokal maupun internasional) untuk mempercepat pencapaian-pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals). Saya memimpin sebuah tim yang menjalin kemitraan ini. Nanti dari kemitraan tersebut akan jadi program-program pengembangan sosial dan kemanusiaan, baik berupa social contribution events melalui akses dan pengelolaan pendanaan CSR (Corporate Social Responsibility) maupun ESG (Environmental, Social and Good Governance). Intinya adalah menjalin kemitraan supaya ada program yang bermanfaat untuk anak dan masyarakat.

P : Sudah berapa lama kerja di WVI?

N : Sudah 10 tahun

F : Hampir 8 tahun ya, sejak 2015

Nelly (tengah-kanan, baju hijau) berdiskusi bersama rekan-rekan World Vision lainnya

P : Apa alasan kalian mau bekerja di dunia humanitarian dan melakukan pekerjaan yang sekarang?

N : Karena saya ingin berkontribusi, membawa perubahan yang lebih baik untuk anak-anak. Buat saya, menjadi pekerja kemanusiaan itu jadi kontribusi nyata, bisa melihat perubahan yang terjadi juga. 

F : Mungkin karena "the calling" atau ada panggilan, dan visi yang ada di organisasi juga sama dengan visi pribadi saya juga. Jadi cukup sejalan. Selain itu, waktu saya kecil, saya juga banyak didukung oleh organisasi-organisasi serupa WVI hingga bisa sampai seperti sekarang. Mungkin bisa dibilang juga ini sebagai bentuk "giving back to the society".

P : Kalian bekerja di Wahana Visi Indonesia, tapi bisa sampai ke World Vision Romania. Bagaimana ceritanya bisa sampai ke sana?

N : Sebagai anggota tim kebencanaan kantor di tingkat nasional, pada tahun 2020 saya mengikuti pelatihan tentang perlindungan anak dalam aksi kemanusiaan yang diadakan oleh World Vision International. Setelah pelatihan, peserta harus siap untuk deployment. Artinya, kapan saja dibutuhkan untuk ditugaskan ke tanggap bencana tertentu, saya harus siap. Pada Juli 2022, tim dari World Vision Global mengirimkan surel ke kantor nasional untuk meminta saya ditugaskan ke Romania sebagai speasialis perlindungan anak untuk Ukraine Crisis Response. 

F : Sejak 2016 saya juga tergabung dalam unit khusus namanya NDMT atau National Disaster Management Team. Tapi saya ingin punya pengalaman yang lebih advance, jadi saya juga mencoba menjadi Regional Asia Pacific Disaster Management Team (RDMT), di mana salah satu tujuan saya adalah bisa terlibat dalam international deployment. Puji Tuhan, setelah lulus Top 3 Programming In Emergency untuk area Asia Pasifik di tahun 2021, saya dipercaya langsung terjun ke Romania dan Moldova untuk mendukung Ukraine Crisis Response.

P : Ketika di Rumania, kalian berperan sebagai apa dan tugasnya melakukan apa saja, berapa lama bertugas di sana? Pengalaman seru apa yang kalian alami? 

N : Ukraine Crisis Response adalah global response World Vision untuk krisis di Ukraina. Tanggap bencana ini dilakukan di tiga negara yaitu, Ukraina, Rumania, dan Moldova. Saya berpersan sebagai spesialis perlindungan anak di Rumania. Saya memastikan implementasi program perlindungan anak di lapangan sesuai dengan standar. Secara khusus program yang World Vision lakukan adalah program kesehatan mental dan dukungan psikososial (Mental Health and Psychosocial Support atau disingkat MHPSS) untuk anak dan keluarga yang mengungsi di Rumania. Saya mendukung tim lapangan dengan cara menyediakan bahan pelatihan dan memberikan pelatihan untuk peningkatan kapasitas tentang MHPSS.

F : Saya ada di divisi Humanitarian Programming sebagai Program Officer. Saya bertugas di Rumania kurang lebih empat bulan yang dilakukan secara virtual pada bulan pertama dan berkantor langsung di Bucharest, Rumania pada tiga bulan berikutnya. Serunya, saya bisa bekerja dengan beberapa Program Officer dari negara lain, seperti dari Inggris, Taiwan, Korea Selatan, Guatemala, Georgia, Polandia, dan beberapa lainnya. Tugas saya selama di sana, kami harus membuat atau merancang program-program kemanusiaan sesuai dengan strategi tanggap bencana dan strategi pemerintah. Saya fokus pada program-program yang berhubungan dengan pengungsi Ukraina yang berada di Rumania. Tidak hanya membuat program, saya juga mencari mitra-mitra lokal untuk memberikan bantuan pendanaan program khususnya untuk implementasi kegiatan Cash Voucher Programming dan Mental Health Psychosocial Support.

Nelly saat meninjau beberapa fasilitas yang disediakan World Vision Romania

P : Menurut kalian, nilai-nilai dan keterampilan apa yang dibutuhkan untuk bisa bekerja di dunia humanitarian, dan juga untuk posisi kalian masing-masing saat ini?

N : Dalam dunia humanitarian, kita harus memiliki nilai untuk menghormati martabat manusia. Dalam hubungan antara pemberi bantuan dengan penerima bantuan, nilai ini sangat perlu kita cerminkan dalam pekerjaan kita. Walaupun sebagai pekerja kemanusiaan yang membawa bantuan untuk masyarakat atau anak yang membutuhkan, bukan berarti kita bisa semena-mena atau mengabaikan martabat mereka. Bentuk konkret kita menghargai martabat mereka, misalnya dalam memberikan bantuan kita mulai dengan melakukan assessment kebutuhan mereka sesuai dengan kelompok usia dan jenis kelamin. Sehingga bantuan yang kita berikan tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini juga diatur dalam standar-standar kemanusiaan. Sehingga para pekerja kemanusiaan bisa melakukan pekerjaan tanpa harus menambah harm kepada masyarakat. Selain itu kita perlu memiliki keterampilan untuk berkolaborasi dengan banyak pihak. Karena dalam dunia humanitarian kita perlu kolaborasi atau kerja sama dengan banyak lembaga, termasuk pemerintah, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam program perlindungan anak, pekerja kemanusiaan harus memiliki beberapa keahlian teknis seperti wawasan tentang dukungan psikososial, advokasi, manajemen kasus, dan banyak lagi.

F : If you have the heart, you can beat the hard. Itu kunci pertama non-teknis yang dibutuhkan kalau mau bekerja di bidang kemanusiaan. Namun sebagai Programming in Emergency, secara teknis yang dibutuhkan selain kemampuan merancang program, menulis proposal, negosiasi, dan diplomasi dengan donor, adalah kemampuan untuk bisa beradaptasi secara cepat dengan situasi kemanusiaan. Kita juga perlu tahu bagaimana cara mengkomunikasikan ide program dan pendanaan secara strategis.

P : Wah, pasti jadi informasi yang bermanfaat untuk pembaca yang ingin tahu lebih jauh tentang dunia pekerja sosial, terutama yang tertarik dengan emergency response ya. Pertanyaan punutup, apa mimpi terbesar kalian untuk anak Indonesia?

N : Anak Indonesia memiliki lingkungan - keluarga, sekolah, masyarakat - yang melindungi dan mendukung tumbuh kembang mereka.

F : Mimpi saya untuk anak-anak Indonesia adalah mereka berani bermimpi dan mau ikut serta, serta mampu mewujudkan mimpi-mimpi mereka sendiri. Faktanya, masih banyak anak-anak khususnya di daerah paling rentan yang malu bermimpi.

Semoga cerita yang Franky dan Nelly bagi bisa menjadi inspirasi untuk kita semua. Cerita ini bisa menjadi gambaran yang baik tentang apa saja yang menjadi tugas seorang pekerja sosial atau pekerja kemanusiaan. Selain itu, cerita-cerita staf ini juga bisa memberi gambaran tentang kegiatan-kegiatan Wahana Visi Indonesia, serta mitra internasionalnya yaitu, World Vision di negara-negara lain.

 

 

Kontributor : Gracia Thomas (Marketing Communication Lead) 

Penyunting : Mariana Kurniawati (Communication Executive) 


Artikel Terkait