Mendukung Literasi Integratif dilakukan di Sekolah Minggu dan PAUD

Mendukung Literasi Integratif dilakukan di Sekolah Minggu dan PAUD

PGLII, PGGP dan Wahana Visi Indonesia (WVI) mendukung terciptanya literasi integratif yang dilakukan di Sekolah Minggu dan PAUD. Komitmen ini turut diaminkan dengan memasukkannya sebagai program MPI (Membangunn Paradigma Inklusif). Hal ini dinyatakan dalam Lokakarya MPI yang berlangsung di Papua pada akhir Februari 2022 lalu.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut menghasilkan program turunan berupa lima program unggulan dan prioritas yang terdiri dari dua program pendidikan yaitu Integrasi Sekolah Minggu dan PAUD melalui program pembekalan guru Sekolah Minggu dan PAUD, Program Penggalangan Pendanaan.

Sementara itu pada bidang ekonomi, lokakrya ini membuat dua program unggulan dan prioritas yaitu pendataan pemberdayaan ekonomi jemaat dan pedagang di pasar Youtefa, serta program unggulan di dalam menangani isu-isu sosial termasuk penanganan 60.000 pengungsi dan pembangunan penampungan sementara bagi masyarakat korban konflik.

Salah satu masalah utama yang diulas dan dibahas dalam penyusunan program adalah belum terintegrasinya antara Sekolah Minggu dan PAUD yang tidak integratif disebabkan oleh berbagai akar masalah perbedaan doktrin, kurangnya dukungan stakeholder dan minimnya pendanaan, serta belum adanya sistem rekrutmen, kurikulum dan sebagainya.

Program integrasi Sekolah Minggu dan PAUD ini memiliki irisan dengan program WVI yang berhubungan dengan masalah utama anak-anak usia 6-11 tahun dalam kemampuan membaca dan pemahaman menyeluruh yang rendah. Diperlukan program yang mengintervensi sebagai upaya meningkatkan lingkungan belajar, peningkatan partisipasi siswa, kualitas guru dan kuantitas guru, peningkatan dukungan orang tua, meningkatkan kesiapan sekolah dan keterlibatan mitra, khususnya gereja.

Pada akhir acara, selain diisi dengan komitmen para peserta untuk melanjutkan MPI ke tempat pelayanan masing-masing.

“Saya berjanji untuk bersikap inklusif terhadap siapa saja,” ungkap Pdt. Johny Sugianta S.Th yang diungkapkan dalam tulisan komitmennya.  

Hal serupa juga diekspresikan oleh Pdt. Yan Braher Tomasoa, katanya, “Saya berkomitmen mulai hari ini akan mulai terbuka dan melibatkan banyak pihak dalam pelayanan saya, serta menggunakan analisa sosial untuk melakukannya.”

Ditulis oleh: Dr. Anil Dawan M.Th, Faith and Development Manager Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait