Mengambil Peran dalam Membahagiakan Anak-anak di Desa
“Saya memiliki cita-cita besar untuk anak murid saya. Saya ingin mereka jadi anak yang bahagia,” ujar Ibu Ecak, seorang guru sekaligus fasilitator kelompok anak di salah satu desa di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Selain menjalankan peran mulia sebagai seorang pendidik, Ibu Ecak juga berinisiatif untuk membentuk kelompok anak di tahun 2021. Kelompok ini ia bentuk karena belum ada wadah untuk menampung anak-anak yang penuh bakat dan kreativitas di desanya. Kelompok anak ini terbuka untuk segala usia mulai dari PAUD hingga SMA yang menjadi wadah yang ramah anak sekaligus juga melakukan kegiatan-kegiatan yang mengasah minat bakat anak-anak.
Dalam tiga tahun terakhir, Bu Ecak juga berhasil menghantarkan beberapa anak di desanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas. Hal ini sungguh berarti bagi anak dan keluarga di desa karena bukan hal yang mudah bagi seorang anak di desa menjadi mahasiswa. Akses transportasi dan fasilitas jalan menuju desa saja sulit, sehingga anak dan masyarakat juga membutuhkan banyak dukungan untuk mengakses pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Ketika di kelas, Ibu Guru Ecak juga mengajar dengan sangat mengasyikkan. Kelas bukan hanya berada di gedung sekolah tapi bisa di kebun gizi atau tepi sungai. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, dan materi lainnya jadi lebih menarik bagi anak-anak. Apa yang tertulis di buku pelajaran jadi lebih mudah dimengerti. “Saya memiliki impian menjadi guru yang dicintai siswa. Saya ingin memiliki murid yang mencintai saya karena saya yakin ketika mereka mencintai saya mereka pasti akan mencintai pelajaran yang saya sampaikan juga,” ujar Bu Ecak yang juga sudah banyak terlibat dengan program-program WVI sejak 2019.
Berbagai wawasan baru seputar anak yang Bu Ecak peroleh melalui pendampingan WVI sejak tahun 2019 memberi pengaruh yang besar dalam kiprahnya sebagai guru maupun sebagai relawan di desa. Ia telah mendapat pengembangan kapasitas mengenai pemenuhan gizi anak, perlindungan anak, partisipasi anak, hingga hal-hal teknis terkait literasi siswa dan pengasuhan yang positif. Saat ini, Bu Ecak juga aktif terlibat dalam project Build Our Kids’ Success (BOKS).
Selain menjadi relawan yang memiliki inisiatif untuk memajukan potensi anak-anak di desa, Bu Ecak juga menjadi penggerak bagi para orang tua. Ia sangat mendukung berlangsungnya ASCA, kebun gizi, dan juga pelatihan Pengasuhan Dengan Cinta. Perempuan dengan senyum manis ini pun menularkan metode ajarnya pada guru-guru lain. Ia berprinsip, selama kegiatannya memberi dampak positif bagi anak, Bu Ecak dengan tulus hati mendukung dan mengambil peran.
“Bermimpilah setinggi langit karena jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang,” tutur Bu Ecak, menularkan semangatnya.
Sosok seperti Bu Ecak layak dikategorikan sebagai seorang agen perubahan. Namun, seorang agen perubahan pun membutuhkan dukungan dan pendampingan. Program-program yang WVI implementasikan di desa-desa di Kabupaten Manggarai menjadi dukungan yang berarti bagi Bu Ecak serta sosok-sosok agen perubahan lainnya.
Ada ribuan desa-desa terjauh dan tertinggal lainnya yang membutuhkan sosok seperti Bu Ecak, seorang perempuan yang mempunyai hati dan ketulusan untuk kesejahteraan anak. Kita dapat mengambil peran agar setiap desa memiliki setidaknya satu agen perubahan. Mari, padukan peranmu bersama WVI dan wujudkan harapan anak-anak Indonesia hidup sejahtera.
Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive)