Mengubah Perilaku demi Desa Bebas BABS

Mengubah Perilaku demi Desa Bebas BABS

Program safe drinking water treatment binaan Air Project Wahana Visi Indonesia (WVI) di Kabupaten Sintang, Kalbar dibuat untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum yang aman sekaligus untuk mempromosikan praktik kebersihan di Kabupaten Sintang. Sebanyak empat belas desa didampingi dalam proyek ini, termasuk salah satu desa di Kecamatan Dedai.

Tepat pada 30 mei 2022, desa ini telah mendeklarasikan sebagai desa yang bebas dari buang air besar sembarangan (BABS/Open Defecation Free). Tak hanya itu, masyarakat desa ini juga telah melakukan kebiasaan cuci tangan pakai sabun, melakukan pengolahan dan pengamanan minuman dan rumah tangga.

Hamir Matius, pemimpin desa tersebut mengatakan, apa yang dicapai hingga saat ini bukanlah perkara yang mudah.

“Awal masuk Air Project ini, kami langsung menerima pelatihan tentang cara pengolahan air minum, yang merupakan STBM (Sanitasi Terpadu Berbasis Masyarakat) pilar ketiga. Saya sangat tertarik untuk mempelajarinya lebih lanjut, sampai pada akhirnya kami diberikan pemaparan singkat oleh Wahana Visi Indonesia mengenai pengenalan STBM dan konsep dasar STBM,” cerita Hamir.

Melihat semangat Hamir yang sangat mendukung program tersebut, WVI kemudian berkoordinasi dengan puskesmas setempat untuk melakukan verifikasi kondisi sanitasi di masyarakat. Saat itu ditemukan 70 keluarga memiliki jamban yang rusak, 8 keluarga tidak memiliki jamban atau menumpang ke tetangga, dan 1 keluarga masih menggunakan jamban cemplung.  

Hamir kemudian mengambil langkah cepat dengan mengadakan pertemuan warga di balai desa. Ia bersama warganya lalu mencetak 20 jamban untuk diberikan kepada warga, sekaligus memperbaiki jamban warga yang rusak.

Meski begitu, Hamir mengaku menemui tantangan dari warganya sendiri. Menurutnya, masih sulit untuk mengubah perilaku warga. Warga desa masih belum sadar akan dampak dari perilaku BABS

“Mereka enggak mau ikut kerja bakti lagi katanya tidak tahan bau dan aroma dari septictank yang bocor akhirnya perangkat desa dan WVI yang turun tangan dalam pengerjaan jamban sampai selesai, sehingga hal tersebut memicu semnagt warga untuk melanjutkan komitmen mereka,” ungkap Hamir.

Kini dengan tercapainya deklarasi Stop BABS, CTPS dan PAMMRT, Hamir berharap kasus diare dan stunting pada anak bisa hilang dari desanya.
 

Ditulis oleh: Staf Air Project, Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait