Merayakan Hari Anak Nasional dengan Mendengar Suara Anak

Merayakan Hari Anak Nasional dengan Mendengar Suara Anak

Dalam rangka memeringati Hari Anak Nasional (HAN) 2021, hari ini, perwakilan anak di beberapa wilayah Indonesia bersuara terkait harapan mereka kepada orang tua, pemangku kebijakan dan pendamping, untuk bisa terus melindungi anak dari kekerasan hingga penularan Covid-19. Hal ini dipaparkan dalam kegiatan Festival Anak 2021 bertema “Aku Tahu, Aku Bisa, Aku Tangguh” yang diselenggarakan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI).

Pada acara ini, para perwakilan anak menyampaikan berbagai pengalaman saat mereka terlibat dalam program penelitian anak (Child Led Research) yang berlangsung sejak Februari 2021. Hasil dari penelitian ini kemudian diberikan kepada pemerintah daerah sebagai rekomendasi dari anak untuk pengambilan kebijakan.

Anak-anak dari wilayah Jakarta misalnya yang menyatakan menolak segala bentuk kekerasan terhadap anak dalam situasi dan kondisi apapun. Mereka juga meminta semua pihak bersama-sama melakukan pencegahan perkawinan anak. Hasil penelitian yang dilakukan di DKI Jakarta memperlihatkan sebanyak 38,1% anak mengakui mendapat perkataan kasar dari orang tua selama pandemi CCovid-19 sedangkan 61,9% tidak mendapat perkataan kasar dari orang tuanya.

Selain itu, ada 75,1% anak yang mengakui melihat usia anak yang bekerja selama pandemi COVID-19. Anak-anak yang bekerja mulai dari menjadi manusia silver 28,2%; ondel-ondel 23,8%, tukang parkir 13,3%, dan sisanya lain-lain seperti berjualan online atau offline, menjadi pengamen, buruh, mengupas kerang, dan sebagainya.

Sementara itu, dari wilayah Bengkayang, Kalimantan Barat mengutarakan hasil penelitian dan rekomendasi terkait pengadaan sarana dan partisipasi bagi anak, menyosialisasikan bahaya pernikahan anak, hingga memfasilitasi kebutuhan sekolah anak di masa pandemi ini.

"Kami juga merekomendasikan pemerintah agar diterapkan kawasan tanpa rokok, baik di kabupaten maupun desa, dan membuat aturan pelarangan penjualan rokok kepada anak di bawah usia 18 tahun," cerita Paskalis (17), anak asal Bengkayang.

Menanggapi suara anak, orang dewasa pun mendapat kesempatan untuk menyampaikan komitmennya. Sebelumnya, WVI juga telah menyebarkan form komitmen perlindungan anak yang dapat diisi oleh siapapun dalam link: bit.ly/komitmenlindungianak. Hingga Jumat (23/7/2021), sebanyak 488 orang berkomitmen untuk mencegah dan membantu anak-anak dalam masalah perkawinan anak.

Sebanyak 488 orang berkomitmen untuk berupaya mencegah dan merespon anak mengalami kekerasan, baik fisik, mental ataupun seksual. Sebanyak 486 orang berkomitmen untuk mendapatkan vaksin COVID-19 dan mematuhi protokol kesehatan untuk melindungi anak di sekitarnya.

Selamat Hari Anak Nasional 2021!
Anak Terlindungi, Indonesia Maju!

Ditulis oleh: Amanda Putri, Media Relation Executive Wahana Visi Indonesia 


Artikel Terkait