Rencana Kontinjensi untuk Melindungi Desa dari Covid-19

Rencana Kontinjensi untuk Melindungi Desa dari Covid-19

Desa Teluk Bakung merupakan salah satu desa dampingan Wahana Visi Indonesia (WVI) Area Program Kubu Raya yang mempunyai potensi sumber daya alam melimpah. Potensi sumber daya alam yang tinggi ini menjadi pemicu banyaknya investor yang mendirikan usahanya di desa ini melalui sektor perkebunan, pertanian, industri, peternakan dan usaha produktif lainnya. Hal ini selain berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, juga berdampak negatif pada masalah sosial karena banyaknya pendatang dari wilayah lain yang masuk ke desa ini.

Pada aspek kebencanaan, Desa Teluk Bakung telah memiliki tim Destana (Desa Tanggap Bencana) yang kiprahnya sudah banyak menjalin relasi dengan pemerintah, maupun dunia usaha dalam melakukan aksi penanggulangan bencana. Bahkan, wilayah ini sudah mempunyai dokumen kontinjensi sebagai acuan jika terjadi bencana.

Pada 26 Februari 2021 lalu, WVI bekerja sama dengan pemerintah Desa Teluk Bakung menyelenggarakan peningkatan kapasitas masyarakat terkait Covid-19, sekaligus membantu penyusunan dokumen rencana kontinjensi. Pelatihan ini dilatarbelakangi kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Covid-19. 

“Satgas Covid-19 sudah terbentuk di Desa Teluk Bakung bahkan sudah mendapat SK dari kepala Desa. Namun, kami belum tahu tugas dan tanggung jawab karena belum pernah mendapat pelatihan,” kata Ignasius Dundus, Ketua Destana Desa Teluk Bakung.

Secara legalitas, Satgas Covid-19 Desa Teluk Bakung sebenarnya lebih dimudahkan untuk menjalankan perannya dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19 karena mendapatkan dukungan yang besar dari pemerintah desa, hanya saja kontribusi mereka belum maksimal. Pendampingan yang diberikan WVI melalui sesi pelatihan membantu tim satgas menjalankan fungsinya dengan maksimal.

Para peserta pelatihan diajak untuk mengidentifikasi risiko bencana berdasarkan: ancaman, kerentanan dan kapasitas yang dimiliki masyarakat. 

“Selama ini kami terbiasa membuat dokumen kontingensi banjir, tetapi sekarang kami belajar banyak bagaimana membuat dokumen kontingensi tentang Covid-19,” tambah Ignasius. 

Proses pembuatan dokumen tersebut melibatkan relawan, pemerintah desa dan masyarakat hal ini akan berimplikasi dengan keakuratan data, baik data demografi maupun data kondisi lapangan. Selanjutnya, berbagai masukan dari masyarakat ini akan diolah dan disesuaikan dengan kondisi wilayah Desa Teluk Bakung menjadi Dokumen Penanggulangan Bencana yang menjadi acuan masyarakat.

Dokumen dapat digunakan untuk melangkah dan rencana aksi yang tepat jika terjadi peningkatan status menjadi zona merah Covid-19. Dokumen ini akan disosialisasikan ke masyarakat, sehingga setiap elemen yang ada di Desa Teluk Bakung mengetahui apa yang harus mereka lakukan jika terjadi bencana khususnya Covid-19. 

 

Ditulis oleh: Widiyanto Kristiawan, CESP Coordinator Area Program Kubu Raya Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait