Tak Mau Kalah dengan Keadaan

Tak Mau Kalah dengan Keadaan

Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Kurang lebih, itulah yang dirasakan masyarakat di Lombok Nusa Tenggara pascagempa tiga tahun lalu. Pada saat perekonomian masyarakat hampir pulih, pandemi Covid-19 justru membuat sektor usaha di Lombok luluh-lantak, termasuk Industri Kecil Menengah (IKM) yang sangat merasakan imbasnya.

Meski demikian, para pelaku usaha IKM tak mau tinggal diam. Alih-alih menerima nasib, pelaku IKM lama dan baru kerap melakukan berbagai mitigasi dan kesiapan IKM memasuki era baru.

Salah satunya turut diterapkan oleh Hostiyallah (25). Ketua Karang Taruna Desa Sembalun Bumbung yang baru saja dilantik pada tahun 2020 ini, langsung membuat IKM baru di desanya untuk membuka lapangan pekerjaan bagi para pemuda, yang diberi nama IKM Al-Daq Mas. IKM di bawah naungan Hostiyallah ini menghasilkan aneka kerajinan tangan dari pohon bambu, yang dibuat oleh para pemuda Desa Sembalun Bumbung.

“IKM ini terbentuk karena adanya kesadaran dari para pemuda untuk meningkatkan pariwisata sembalun, meskipun adanya Covid-19, produk yang kami hasilkan sampai saat ini masih ada yang memesan, walaupun tidak banyak daripada kami tidak memiliki pekerjaan atau usaha,” ujar Hosyatilah.

Melihat adanya potensi dan kemauan serta kreativitas yang dapat dikembangkan dari pemuda ini, maka Wahana Visi Indonesia atas dukungan BNP Paribas melalui Dana Sosial Reksa Dana Indeks BNP Paribas IDX30 Filantropi mencoba untuk melakukan pendampingan usaha kepada beberapa IKM di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.

”Sebelumnya kami tidak ada jadwal rutin untuk melakukan peningkatan kapasitas selain yang kami ikuti dari Wahana Visi Indonesia. Dulu pernah ada pelatihan BLK dari desa. Namun, dana dialikan ke penanganan Covid-19. Pendampingan ini menambah wawasan pemuda disini mulai dari kami bisa untuk memasarkan produk kami dengan media, membuat video sederhana untuk promosi walaupun masih dalam tahap belajar banyak banyak lagi pelatihan yang diberikan baik secara daring dan luring,” ungkap Hosyatilah.  

Melalui program pendampingan ini, hasil produk mereka yang sebelumnya hanya bisa jajaki di sekitar wilayah Sembalun, baik resto atau hotel, saat ini IKM Al-Daq Mas sudah dapat memasarkan produk mereka hingga keluar pulau Lombok dengan jumlah yang cukup besar. Saat ini mereka juga sedang tetap merencanakan pengolahan dengan menyasar pasar lokal (resto dan hotel) untuk menyediakan lampu tidur dan tatakan nomor meja.

Tak hanya pendampingan, IKM aldaq mas dan IKM lain menerima peralatan pendukung untuk mengembangkan usaha mereka.

Proses pembuatannya masih menggunakan alat-alat seadanya yang masih sulit sinkron dengan listrik dan penanya. Untung saja kami terbantu juga dengan adanya alat yang diberikan sehingga dapat membantu mempercepat pembuatan produk kami,” pungkasnya.

Ditulis oleh: Siluh Puspita, Staf Respons Gempa Bumi Lombok Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait