Terpanggil untuk Mengajar

Terpanggil untuk Mengajar

Sufair (17) merupakan anak kedua dari tiga orang bersaudara yang lahir dari keluarga sederhana. Sufair merupakan seorang wakil anak Wahana Visi Indonesia (WVI) di Area Program Ternate. Bertahun-tahun sudah Sufair mendapatkan manfaat dari pendampingan WVI. Sukacita yang dirasakannya, membuat Sufair ingin kembali berbuat baik bagi anak-anak di Kota Ternate.

Ayah Sufair, Mudar (55) bekerja sebagai petani dan ibunya, Farida (53) adalah seorang ibu rumah tangga. Sufair dan keluarganya merasa merasa terbantu dalam proses pembuatan dokumen Akta Lahir, Kartu keluarga dan kartu KIA yang dilakukan oleh WVI.

Tepat lima tahun lalu, Sufair yang lahir dan besar di Pulau Hiri memutuskan keluar dari pulau ini untuk melanjutkan pendidikan SMP di Kota Ternate dan tinggal bersama paman dan bibinya. Tak jauh dari rumahnya di Kota Ternate, terdapat sebuah tempat kursus bahasa Inggris. Banyak anak yang setiap hari mengikuti kursus di tempat tersebut. Hal ini memotivasi Sufair untuk turut belajar di sana. Sayangnya, setelah dua bulan mengikuti kursus, Sufair memutuskan untuk berhenti mengikuti kursus dikarenakan kedua orang tuanya tidak mampu membayar biaya kursus sebesar Rp250.000 setiap bulannya.

Meskipun harus berhenti kursus, Sufair tidak kecewa dengan hal itu. Suatu ketika Sufair dipanggil oleh gurunya, Fadila, untuk mengikuti kursus bahasa Inggris melalui program Akses, yang merupakan program dari pemerintah agar anak-anak bisa mengikuti kursus bahasa Inggris secara gratis selama 2 tahun. Kesempatan ini langsung diambil oleh Sufair. Namun, karena masa pandemi Covid-19, semua aktivitas sekolah dan tempat kursus dihentikan sementara.

Pada awal Oktober 2020 lalu Sufair kemudian kembali ke Pulau Hiri dan menemukan fakta banyak anak SD yang tidak bisa belajar di rumah dan hanya banyak menghabiskan waktu dengan bermain.

Melihat hal ini Sufair berinisiatif untuk memangil anak-anak SD mulai dari kelas 4-6 untuk mengajarkan anak-anak bahasa Inggris di Fala Baca (Rumah Baca) setiap hari Rabu dan Minggu. Katanya, “Kegiatan ini saya lakukan agar anak-anak tidak hanya menghabiskan waktu mereka dengan bermain, tetapi anak-anak bisa terus belajar meskipun sekolah masih diliburkan.”

Ada pun materi yang diajarkan adalah berhitung dan mengajarkan cara memperkenalkan diri serta cara menyapa dengan menggunakan bahasa Inggris. Selama masa pandemi, tak hanya anak-anak di wilayah Ternate yang harus melakukan pembelajaran jarak jauh, daerah lainnya di Indonesia turut mengimplementasikan program belajar dari rumah.  
 

Ditulis oleh: Herlan Pembu, Fasilitator Pengembangan Area Program Ternate Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait