Uni Eropa dan World Vision Tingkatkan Ketahanan Masyarakat Rentan di Indonesia

Uni Eropa dan World Vision Tingkatkan Ketahanan Masyarakat Rentan di Indonesia

UNI Eropa (UE), World Vision Netherlands, dan Wahana Visi Indonesia menggelar upacara penutupan proyek dua tahun “Indonesia Covid-19 Pandemic Emergency Responses (I-COPE)”.

Proyek ini berkontribusi dalam membatasi penyebaran covid-19 dan mengurangi dampaknya bagi anak-anak dan keluarga rentan di Indonesia.

Proyek ini dilaksanakan di 90 desa di enam kabupaten/kota di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Surabaya di Provinsi Jawa Timur, Sumba Barat Daya dan Sumba Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur, serta Ternate dan Halmahera Utara di Provinsi Maluku Utara.

Acara tersebut digelar secara virtual dan dihadiri oleh Walikota Ternate, Bupati Sumba Timur, Bupati Halmahera Utara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, dan perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Dinas UMKM Kabupaten/Kota, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Kabupaten/Kota, Satgas Covid-19, Organisasi Masyarakat Sipil, akademisi, dan media.

Kepala Kerja Sama Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia hadir mewakili Uni Eropa.

Proyek I-COPE telah membuahkan hasil sebagai berikut yakni lampanye pencegahan covid-19 menjangkau sekitar 25.000 orang.

Sebanyak 3.067 rumah tangga menerima perlengkapan kebersihan seperti sabun cuci tangan dan badan, pembersih tangan (hand sanitizer), dan cairan disinfektan. 

Penyediaan 81 fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air. Setiap fasilitas memiliki Komite Air untuk pengelolaan air dan pemeliharaan fasilitas.

Sebanyak 6 Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) menerima pelatihan dalam upaya peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan, kebersihan dan sanitasi, komunikasi risiko covid-19, layanan kesehatan mental dan psikososial, serta memerangi disinformasi dan stigma sosial.

Materi Informasi, Pendidikan, dan Komunikasi terkait pencegahan covid-19 dipublikasikan dalam bentuk billboard/papan reklame, poster, roll banner, radio talk show, dan mobil keliling.

Sebanyak 33 fasilitas pelayanan kesehatan menerima Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker bedah (4.057 boks), baju hazmat (18.778 pasang), dan cairan disinfektan (9.056 liter).

Sebanyak 561 tenaga kesehatan menerima pelatihan tentang penggunaan, perawatan, dan pembuangan limbah APD;

Sebanyak 4.758 rumah tangga, termasuk penyandang disabilitas, menerima bantuan tunai atau voucher untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan.

Tercatat 5.721 rumah tangga menerima pelatihan tentang manajemen keuangan keluarga dan perencanaan kelangsungan usaha dan 1.050 petani menerima input pertanian dan pelatihan praktik pertanian yang baik.

Tak hanya itu, 750 pemilik usaha mikro menerima modal usaha untuk memulai kembali usahanya dan pelatihan untuk meningkatkan kinerja usaha dan daya saing serta perluasan akses pasar.

Penyediaan perlindungan sosial bagi 500 pemilik usaha mikro melalui asuransi usaha mikro, 89 Kelompok Simpan Pinjam dibentuk atau diaktifkan kembali dan menerima pelatihan manajemen keuangan rumah tangga.

Sebanyak 60 desa mengembangkan panduan kesiapsiagaan dovid-19 dan memberikan bantuan kepada kelompok rentan yang terkena dampak siklon tropis Seroja di Sumba Timur melalui pembagian masker kepada 2.004 KK dan perlengkapan kebersihan kepada 332 KK.

Selain itu, pemberian voucher sembako dan material untuk renovasi rumah kepada 327 KK, pemasangan 6 fasilitas cuci tangan, serta pembagian APD kepada 3 Rumah Sakit berupa masker bedah (966 boks), baju hazmat (4.154 pasang), dan cairan disinfektan (408 liter).

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sumba Timur, Drs Khristofel Praing, M.Si menyampaikan apresiasinya atas capaian proyek I-COPE dengan dukungan finansial dari Uni Eropa.

“Terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Uni Eropa dan WVI selama pandemi covid-19. Alat pelindung diri yang disediakan sangat membantu tenaga kesehatan. Bantuan proyek tidak hanya membantu kami dalam penanganan covid-19 tetapi juga penanganan bencana Seroja.”

Senada dengan itu, Bupati Halmahera Utara, Ir. Frans Manery menyatakan, “Di masa pandemi, proyek I-COPE yang didanai oleh Uni Eropa sangat membantu kami di Halmahera Utara dalam mitigasi dan penanganan kasus covid-19."

"Pemberian alat pelindung diri dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan kami membuat lingkungan kerja yang aman dan berkelanjutan di tengah pandemi,” tambah Frana.   

“Proyek I-COPE merupakan bagian dari paket 'Team Europe' dengan total anggaran sebesar €200 juta (Rp3,5 triliun) untuk membantu Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19 serta dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkannya,” kata Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket.

“Proyek ini turut berkontribusi memperkuat sistem kesehatan, mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi covid-19 dan mendukung pemulihan," paparnya.

“Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi kerja sama yang telah dilakukan Uni Eropa sejak tahun 2020. Kami berharap semua upaya yang dilakukan dapat membantu pemulihan masyarakat yang paling rentan, terutama anak-anak dan keluarga yang terkena dampak pandemi covid-19,” ujar Angelina Theodora, Direktur Nasional WVI.

International Program & Grant Director, World Vision Netherlands, Marijke Zimba, menyatakan, “Pandemi covid-19 telah menghadirkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi sistem kesehatan masyarakat dan stabilitas ekonomi kita." "Melalui dukungan dan kerjasama dengan Uni Eropa, proyek I-COPE mampu berkontribusi dalam membatasi penyebaran virus dan memperkuat sistem kesehatan di Indonesia," katanya. (RO/OL-09)

Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/508657/uni-eropa-dan-world-vision-tingkatkan-ketahanan-masyarakat-rentan-di-indonesia


Artikel Terkait