Belajar dan Mengajar Membaca Bersama POP
Implementasi Program Organisasi Penggerak (POP) yang dilakukan WVI telah lulus dengan hasil gemilang. Pada akhir implementasi di semester kedua tahun 2023, sebanyak 60,2% anak telah terampil membaca dan memahami isi bacaan. Pendekatan Wahana Literasi yang digunakan WVI berhasil meningkatkan keterampilan membaca paham anak-anak sebanyak 15,9% dalam waktu tiga tahun.
“Saya senang sekali belajar membaca karena pelajarannya gampang dan menyenangkan,” ujar Brian, salah satu murid kelas 4 SD di Kabupaten Jayapura, Papua.
Sebanyak 2.320 guru di Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Barat telah mengikuti pelatihan mengenai lima keterampilan membaca anak yang merupakan salah satu bagian penting dalam pendekatan Wahana Literasi. Setelah guru mengetahui cara mengajar lima keterampilan membaca ini, mereka pun menerapkannya di dalam kelas. Suasana kelas pun berubah menjadi lebih semarak dengan alat-alat peraga edukatif, memiliki pojok baca lengkap dengan buku-buku cerita, dan cara mengajar juga jadi lebih kreatif. Anak-anak jadi merasa belajar membaca itu mudah dan menyenangkan. Hal ini sangat berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan membaca para murid di sekolah.
“Saya suka kelas saya karena sudah ada pojok untuk membaca. Saya suka membaca dongeng, di kelas saya ini banyak buku,” cerita Rapunsel, murid kelas 1 SD di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
Selain keterampilan membaca dan paham yang mengalami peningkatan, kini murid dan guru pun sudah semakin terbiasa melakukan aktivitas literasi di sekolah. Berdasarkan data pemantauan program POP yang dilakukan oleh WVI, persentase anak membaca sendiri atau bersama teman mengalami peningkatan. Guru-guru pun semakin sering melakukan kegiatan bercerita dan bertanya-jawab dengan murid tentang cerita yang dibacakan. Selain itu, guru juga lebih sering mengajarkan kosakata baru di kelas serta mengajar dengan menggunakan lagu atau permainan.
Bukan hanya berhasil dalam peningkatan keterampilan membaca dan paham pada anak, implementasi POP pun berhasil membangun kemitraan dengan Dinas Pendidikan di masing-masing kabupaten. Kemitraan ini menjadi salah satu jaminan agar praktik baik para guru saat ini dapat lestari, bahkan makin maju.
Dalam webinar penutupan POP yang dilakukan pada Juli 2023, Bambang Budiandoyo, M.Pd selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawija menyampaikan tiga praktik baik yang terjadi selama POP diimplementasikan. “Yang pertama, saya melihat munculnya kreativitas dari guru-guru. Kreativitas ini pun memunculkan inovasi dalam cara mengajar rekan-rekan guru. Yang kedua, munculnya kesadaran dari guru, kepala sekolah, dan orang tua untuk terus mengajarkan literasi pada anak. Guru-guru perlu dibekali metode ajar dan pendampingan yang tepat supaya makin sadar betapa pentingnya mengajarkan literasi pada anak,” ujar Bambang.
Ia pun melanjutkan, “Praktik baik yang terakhir adalah adanya pendampingan dari dinas. Melihat perubahan positif ini, kami di Kabupaten Jayawijaya memutuskan membagi fokus kerja menjadi sembilan wilayah dampingan yang nantinya akan bekerja sama dengan para guru-guru yang sudah terlatih Wahana Literasi. Hal ini kami lakukan agar mempercepat kenaikan kemampuan literasi semua anak di Kabupaten Jayawijaya,”.
Selama tiga tahun, program kerja sama antara WVI dengan Kemendikbud Ristek ini telah berhasil memberi dampak positif bagi 38.171 anak di lima kabupaten di Indonesia. Meskipun program ini telah berakhir, namun kerja-kerja baik akan terus berlanjut untuk mencapai 100% anak Indonesia terampil membaca dan memahami isi bacaan.
Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive)