Asuh Anak Papua dengan Cinta

Asuh Anak Papua dengan Cinta

Wahana Visi Indonesia (AP) Area Program Sentani dan Sarmi melaksanakan kegiatan Pelatihan untuk fasilitator Pengasuhan dengan Cinta untuk para tokoh agama di Klasis Sentani dan Bonggo GKI Tanah Papua.

Kegiatan yang dilakukan selama 4 (empat) hari tersebut dimulai dari tanggal 6-9 Juni 2023 bertempat di Aula Kesusteran Santa Clara Sentani.

Gambaran dari tujuan kegiatan ini disampaikan oleh Ibu Pince Keliat selaku Manager WVI AP Sentani dan Sarmi bahwa Pengasuhan anak merupakan bagian penting dari tugas orang tua, para pengasuh anak dan tokoh agama bertanggung jawab untuk melakukan tugas pengasuhan dengan baik. 

Hanya dengan cara demikianlah maka setiap pihak akan diperlengkapi untuk menciptakan ruang yang aman dan ramah bagi kesejahteraan anak dan dan perlindungan anak. 

Apalagi Tokoh agama terutama para pemimpin gereja memegang peran penting untuk menggerakkan jemaatnya, sekaligus mengkapasitasi semua aktivis, pimpinan dan juga jemaat sehingga bersatu padu melindungi anak dalam lingkaran ekologis anak yang mendukung pengasuhan spiritualitas anak.

Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh 42 orang peserta yang terdiri dari para pendeta, pendamping dan pengasuh anak di wilayah klasis Sentani dan Bonggo GKI Tanah Papua.

Dengan difasilitasi oleh 4 fasilitator yaitu Dr. Anil Dawan M.Th selaku Faith and Development Manager WVI Kantor Nasional dan juga Natalia Nunuhitu M.Th selaku F and D Spesialist dan didampingi dua fasilitator dari AP yaitu Pince Keliat dan Theodor Semuel serta Hana Desriana.

Peserta mengikuti kegiatan pelatihan dengan semangat dan antusias, namun juga dengan rasa haru dan air mata ketika mereka diminta untuk menggambarkan mimpi dan harapan kehidupan keluarga, dan mengingat pengalaman masa kecil yang berkesan.

Para peserta dipandu untuk menghentikan kebiasan pola asuh otoriter dan menggunakan hukuman kekerasan yang diterima pada masa kecil, dan secara sadar mau meneruskan pengasuhan yang demokratis dengan menabur benih kebaikan, menggunakan lima bahasa cinta yaitu kata-kata pujian, pelayanan praktis, pemberian hadiah, waktu yang berkualitas, dan sentuhan fisik kepada anak-anak yang diasuh.

Para peserta juga dibekali dengan dasar-dasar fundamental pengasuhan dengan cinta yaitu memberi ruang dan anugera dan kesempatan mengampuni pihak-pihak yang telah melukai dalam perjalanan pengasuhan yang mereka alami semasa anak. Dari situlah muncul titik balik pemulihan hati dan tekad untuk melakukan disiplin positif kepada anak dan bukan menggunakan hukuman kekekerasan.

Para peserta juga meningkat pengetahuan dan keterampilannya dalam pelatihan ini karena belajar juga teknik mengelola kemarahan, pembagian tugas suami-isteri, menjadi pendengar aktif hingga mengelola stress.

Selain itu peserta juga diperlengkapi dengan bagaimana mengelola keuangan Rumah Tangga yang difasilitasi oleh Sabtarina Febriyanti dan sekaligus mengisi essesment self efficacy yang dipandu oleh Andina Mega Larasati bagaimana mereka mampu mencegah dan menangani kekerasan dan konflik di keluarga maupun di tengah masyarakat karena disadari penuh bahwa keluarga yang mengasuh dengan cinta adalah pendidikan karakter dan spiritualitas awal nirkekerasan dan membangun kerukunan bersama.

Beberapa peserta menyampaikan ungkapan terima kasih kepada WVI yang telah memfaslilitasi kegiatan ini dan bertekad mempraktekkan di gereja dan wilayah pelayanan masing-masing melalui sosialisasi kepada warga jemaat, pengurus dan pemimpin gereja serta pendamping dan pengasuh anak.

Salah seorang peserta, Pdt Elen Kumoindong mengatakan demikian “4 (empat) Hari dalam Kegiatan PDC (Pengasuhan Dengan Cinta) yang diadakan oleh WVI untuk Klasis Sentani dan Klasis Bonggo, Materi Yang Bermakna, Tempat Yang Menyenangkan, Nara Sumber, Staf WVI, dan semua peserta yang berkomitmen mengasuh dengan cinta, menjadi hadiah yang indah dariNya. 

"Kesan saya, kegiatan ini sangat baik, pelatihan PDC tidak saja membimbing untuk bagaimana peserta dapat mengasuh Anak dengan Cinta tapi juga melatih peserta menjadi fasilitator PDC," kata Pdt. Elen dalam keterangan resmi yang diterima satuharapan.com, hari Minggu (11/6).

"Materi yang paling menyentuh adalah ketika peserta (khususnya saya) kembali di bawah ke masa lalu, hal mengampuni adalah langkah awal untuk Pengasuhan dengan cinta," tambahnya.

Di akhir kegiatan para peserta diteguhkan dengan komitmen janji melalui suatu lagu yang diciptakan oleh Dr. Anil Dawan M.Th yaitu "Asuh Anak Papua dengan CINTA"

Keluarga adalah lingkaran yang utama

Semua Bapak, Semua Mama membangun cinta mengasuh putra-putri

Rumah Ibadah adalah Lingkaran yang kedua

Semua tokoh agama bersatu berpadu, lindungi anak supaya sejahtera

Hidupku, hidupmu akan slalu berarti

Jika tulus melindungi menyanyangi

Wujudkan hidup anak yang sejahtera

Satukan hati, tekad, doa dan karya

Hingga nanti di penghujung usia

Hidupku berarti tuk smua anak PAPUA


Related Articles