Bingung cara dampingi anak selama Covid-19? Berikut Tips agar anak remaja anda tangguh dimasa Pandemi

Bingung cara dampingi anak selama Covid-19? Berikut Tips agar anak remaja anda tangguh dimasa Pandemi

Oleh: Rido Lingga, S.Kom

KBRN, Jakarta - Pandemi Covid-19 membawa berbagai perubahan dan dampak di seluruh aspek kehidupan, salah satunya pada kelompok usia remaja (10-19 tahun). Banyak permasalahan dan tekanan yang dialami remaja selama beradaptasi dengan kebiasaan baru selama pandemi.

Oleh karena itu, penting bagi orangtua dan para pendamping remaja untuk membekali remaja tentang keterampilan dan kecakapan hidup agar menjadi remaja yang tangguh dan kreatif.

Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Agustina Erni, mengungkapkan hal tersebut dalam Peluncuran Modul Pengasuhan dan Keterampilan Remaja di Masa Pandemi, Rabu (7/7/2021). 

Modul tersebut disusun oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) bersama KPPPA untuk membantu menjawab kebutuhan pengasuhan dan ketrampilan remaja pada masa pandemi.

Diharapkan modul ini dapat diimplementasikan hingga tingkat yang paling bawah agar apa yang menjadi keresahan remaja dapat tertangani.

Berdasarkan hasil Rapid Need Assessment (RNA) Dampak Covid-19 Pada Anak yang dilakukan WVI tahun 2020 ditemukan bahwa Hasil Kaji Cepat WVI mengenai Dampak Pandemi Covid-19 pada Anak dan rumahtangga di daerah 3T menemukan bahwa 62% rumah tangga mengatakan mereka dapat menangani situasi dalam kendali penuh, sementara 28,7% hanya bisa menangani sebagian.

Pengasuh perempuan menunjukkan kapasitas lebih baik dalam pengasuhan positif (64%) dibandingkan dengan pengasuh laki-laki (55%).

Namun demikian, orang tua dan pengasuh tidak siap untuk mengganti tanggung jawab sebagai guru atau untuk mendukung anak-anak dalam belajar mata pelajaran sekolah saat melakukan kegiatan mata pencaharian pada saat yang sama.

Pengasuh dengan tingkat pendidikan formal yang rendah memiliki kesulitan yang lebih besar mendukung anak-anak dengan belajar di rumah. Akibatnya, beberapa anak mengalami kekerasan di rumah, dengan 61,5% anak mengalami teriakan dan 11,3% mengalami hukuman fisik.

"Modul ini disusun untuk memastikan pemenuhan hak anak dan perlindungan anak, agar anak memiliki keterampilan hidup dan dapat berpartisipasi dengan optimal di masyarakat. Modul ini dapat dilatihkan kepada pendamping dan fasilitator remaja, forum anak, penggiat anak/remaja, psikolog atau konselor PUSPAGA (Pusat Pembelajaran Keluarga) atau tokoh masyarakat, dan untuk selanjutnya dapat diteruskan kepada remaja," ujar Agustin. 

Selain itu, hasil survei Ada Apa Dengan Covid-19 yang dilakukan oleh KPPPA pada tahun 2020 dengan responden anak, sebanyak 13% responden mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gangguan depresi ringan hingga berat dengan rincian 4% ringan, 8% sedang dan 1% berat. Sisanya 87% tanpa gejala. 

Berdasarkan jenis kelamin, persentase anak perempuan dengan gejala-gejala yang mengarah pada gangguan depresi lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki. Berdasarkan rentang usia 14-18 tahun, sebanyak 93% responden mengalami gejala depresi.

Tekanan yang dialami remaja juga dialami oleh Marisya Putri Nur Luthfia (16), dari Forum Anak Nasional.

"Kami kaget ketika pandemi terjadi, tiba-tiba harus di rumah saja, belajar dari rumah, kerjakan tugas di rumah. Jadi PR banyak banget bagaimana supaya bisa stabil tidak mudah stress tidak mudah marah. Interaksi sama teman berkurang, kehilangan orang tersayang karena Covid-19, sebagian teman-teman juga kesulitan sekolah online karena fasilitasnya terbatas," ujar Marisya.

CEO dan Direktur WVI Angelina Theodora, menyampaikan, kemampuan keluarga dalam hal pengasuhan untuk pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak menjadi salah satu kunci pencapaian Indonesia Layak Anak 2030. 

"Modul ini secara khusus berusaha menjawab kebutuhan orang tua dan pengasuh, dalam hal pengasuhan. Demikian juga akan membantu remaja untuk tetap aktif dan kreatif dalam situasi pandemi dengan melakukan berbagai kegiatan positif"

"Modul ini diharapkan menjadi solusi di tingkat hulu dan menjadi pegangan keluarga dan remaja dalam situasi pandemi Covid-19. Tentu saja modul ini juga aplikatif dalam situasi wabah penyakit lain," tutur Angelina.

Psikolog Keluarga Alissa Wahid mengumpamakan pandemi Covid-19 ini seperti gempa kecil.

"Bila bangunan keluarga cukup kuat maka ia tidak menghancurkan tetapi bila bangunan keluarga rapuh maka bisa hancur. Demikian juga dengan ketangguhan remaja dan orangtuanya. Remaja itu dalam kondisi normal saja mengalami stres dan itu wajar karena mereka dalam proses peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Apalagi dalam situasi pandemi," kata Alissa.

Yosi Mokalu, seorang public figure, mengapresiasi peluncuran modul untuk remaja karena akan sangat berguna bagi orangtua. 

“Saat ini ketika anak-anak tidak bisa bertemu dengan teman-temannya, maka orangtua harus bisa menjadi teman bagi anak. Artinya orangtua harus lebih banyak meluangkan waktu untuk anaknya. Kalau kita tidak meluangkan waktu untuk anak, akan semakin sulit bagi orangtua mengikuti perkembangan anak,” kata Yosi.

Psikolog PUSPAGA Kota Tangerang Selatan Dewi Bintari mengungkapkan, masa pandemi saat ini, di mana orangtua memiliki banyak waktu di rumah, seharusnya dapat menjadi kesempatan untuk menghangatkan hubungan antara orangtua dan anak. Orangtua juga harus mau belajar hal-hal baru untuk dapat mendekatkan jarak antara anak dan orangtua yang berbeda generasi.

Asep Sopari, Kepala Sub Direktorat Bina Ketahanan Remaja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, menyebutkan, berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Remaja usia 15-24 tahun lebih banyak berdiskusi dengan teman sebayanya mengenai kesehatan reproduksi (62% untuk perempuan dan 51% bagi laki-laki). 

Hal ini menunjukkan pentingnya membekali remaja dengan pengetahuan dan keterempilan agar menjadi teman yang baik bagi teman sebayanya.

Orangtua dan pendamping remaja, termasuk peer educator dapat mengakses modul Pengasuhan Dengan Cinta di Masa Pandemi dan modul Keterampilan dan Kecakapan Hidup Remaja di Masa Pandemi dapat dalam link berikut: https://wahanavisi.org/id/media-materi/publikasi

 

Link artikel: https://rri.co.id/jakarta/layanan-publik/1106201/bingung-cara-dampingi-anak-selama-covid-19-berikut-tips-agar-anak-remaja-anda-tangguh-dimasa-pandemi


Related Articles