Bangkit dari KLB, Pelayanan Kesehatan di Asmat Membaik

Bangkit dari KLB, Pelayanan Kesehatan di Asmat Membaik

Kejadian Luar Biasa campak dan gizi buruk pada anak yang terjadi di Kabupaten Asmat, Papua pada 2018 silam sempat membawa duka. Namun, berkat program Asmat Hope yang dilakukan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) dengan didukung oleh pemerintah dan Keuskupan Agats, masyarakat dan anak kini bisa berangsur pulih. Bahkan, pelayanan kesehatan di kabupaten ini terbilang semakin membaik.

Berbagai program seperti peningkatan kapasitas tenaga kesehatan kader posyandu dan masyarakat, penyediaan peralatan posyandu, penyediaan sarana air bersih pun telah dilakukan. Masyarakat juga diberikan pendampingan dalam membuat kebun gizi di sekitar pekarangan rumah mereka.

Yohanes, salah satu balita di Kabupaten Asmat telah merasakan langsung dampak dari usaha yang dilakukan WVI. Ia secara aktif diantar oleh orang tuanya untuk mengikuti kegiatan posyandu dan menerima manfaat dari kegiatan tersebut.

Selama posyandu berlangsung Yohanes diukur tinggi dan berat badannya. Ia juga mendapatkan vitamin A dan obat cacing. Tidak hanya itu, selama tiga bulan mengikuti kegiatan posyandu, Yohanes dan balita lainnya di Kabupaten Asmat juga mendapatkan makanan bergizi yang telah disediakan oleh WVI.

Sebagai hadiah karena rajin hadir mengikuti posyandu, Yohanes dan beberapa balita lainnya mendapatkan kotak makan dengan gambar “Isi Piringku” pada bagian tutup kotaknya.

“Supaya Yohanes sehat, saya bawa Yohanes ke posyandu. Sekarang Yohanes sudah bagus, jadi saya senang. Kami juga membuat kebun gizi di samping rumah. Ditanam kacang panjang, kangkung dan singkong. Kangkung sudah kami panen. Sekarang kami bisa makan sayur dengan anak-anak,” kata ibu dari Yohanes.

Melalui gambar “Isi Piringku” tersebut WVI bermaksud mengedukasi ibu-ibu di Asmat agar dapat menyediakan makanan yang lebih bergizi untuk anak sesuai yang telah dianjurkan dan dipromosikan selama ini.

Ditulis oleh: Duma Panggabean, PCN Area Program Asmat Wahana Visi Indonesia
Disunting oleh: Klaudia Mawuntu, Intern Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait