Belajar Tentang Gizi dengan Permainan Papan

Belajar Tentang Gizi dengan Permainan Papan

Asmat Hope - Siang itu dua belas siswa kelas IV di SD YPPK St. Fransiscus Xaverius di Kecamatan Jetsy, Asmat, Papua terlihat antusias mengikuti uji coba permainan papan (board game) tentang makanan bergizi yang dimainkan secara berkelompok. Permainan tersebut dikembangkan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) berdasarkan temuan yang didapat sebelumnya dari hasil diskusi kelompok terarah dengan para murid di sekolah dasar yang mengatakan bahwa mereka senang belajar tentang gizi dan kesehatan melalui permainan atau aktivitas menarik.

Model permainan papan dan topik gizi seperti itu merupakan hal yang baru bagi para siswa tersebut. Bila anak-anak ditanya mengapa perlu makan sayuran, mereka hanya menjawab supaya sehat. Mereka belum tahu makanan tersebut mendukung kesehatan bagian tubuh yang mana.

Meskipun hal baru, mereka tidak malas untuk mencari tahu melainkan justru memicu rasa ingin tahu. Mereka mau mencoba untuk belajar cara memainkan permainan papan tersebut. Mereka tampak makin semangat karena permainan tersebut mengandung unsur persaingan antar kelompok.

Anak-anak tidak malu bertanya bila ada hal-hal yang belum mereka ketahui. Misalnya ketika salah satu anak mendapat giliran membaca kartu informasi tentang manfaat makan sayuran dan buah-buahan yang berwarna cerah (kuning/merah) bagi kesehatan gigi, gusi, dan tulang. Ada anak yang secara spontan bertanya, “Gusi itu apa, Kak? Kalau gigi dan tulang, kita tahu. Kalau gusi, kita tidak tahu.”

Setelah ditunjukkan gusi itu apa, secara spontan mereka menanggapi, “Ooo…itu namanya gusi.”

Anak-anak juga berani memberi usulan supaya permainan papan tersebut lebih jelas cara memainkannya. Misalnya dengan memberi tanda panah sebagai penanda alur permainan dan perlu mencantumkan kata “Menang” di bagian akhir yang menandakan kemenangan pemain.

Tak hanya murid, para guru juga menanggapi secara positif kegiatan edukasi melalui permainan ini. Menurut mereka hal tersebut dapat lebih memudahkan anak-anak untuk belajar.

Perilaku sadar gizi perlu diterapkan sejak dini. Anak sekolah merupakan salah satu sasaran strategis untuk mencegah masalah gizi di masa mendatang.

Dengan mengajak mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam edukasi tentang gizi serta adanya dukungan dari keluarga dan sekolah diharapkan dapat mendorong terjadinya perubahan perilaku sadar gizi.

 

Ditulis oleh: C. Vita Aristyanita, Behaviour Change Communication Specialist Wahana Visi Indonesia

 

 


Artikel Terkait