Kartu Penilaian jadi Cara Warga Jakarta “Curhat” ke Pemerintah

Kartu Penilaian jadi Cara Warga Jakarta “Curhat” ke Pemerintah

Wahana Visi Indonesia (WVI) hadir melalui proyek Sinergi yang didukung oleh USAID, memberikan bekal kepada kelompok perempuan dan anak muda di Jakarta melalui pendekatan Suara dan Aksi Warga Negara. Pendekatan ini dilakukan untuk memberikan masukan kepada pemerintah dalam hal kebencanaan.

Kegiatan ini dimulai dengan pendampingan para fasilitator untuk selanjutnya para fasilitator memberikan sosialisasi kepada warga melalui kegiatan Pendidikan Warga. Kegiatan ini berisikan pelatihan terkait Hak Anak sekaligus mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan Kartu Penilaian untuk mengukur Standar Pelayanan Minimum.

WVI dan para fasilitator Suara dan Aksi Warga Negara mengajak masyarakat yang merupakan penerima layanan untuk terlibat dalam kegiatan ini, termasuk kelompok disabilitas. Bambang (43), pengurus RT di Pademangan Barat, Jakarta Utara mengatakan, ini adalah kegiatan pertama yang melibatkan kelompok disabilitas.

"Saya baru dengar Wahana Visi, ketika undangan datang ke saya. Saya langsung buru-buru ke sini, (karena) baru kali ini ada kegiatan yang melibatkan disabilitas," ungkap Bambang.

Kartu Penilaian merupakan sebuah wadah yang berisikan nilai-nilai Standar Pelayanan Minimum yang diberikan oleh penyedia layanan (pemerintah) kepada penerima layanan (masyarakat). Di mana masyarakat dapat menilai, berdiskusi dan memberikan masukan pada masing masing pelayanan yang sudah mereka terima selama ini.

Keterlibatan kelompok teman teman disabilitas sangatlah membantu, karena mereka dapat berpendapat bahkan memberikan masukkan kepada penyedia layanan melalui wadah Kartu Penilaian ini.

“Kami hanya ingin diperhatikan, kemudian jika memungkinkan pemerintah menyediakan kursi roda di setiap RW, karena selama ini teman-teman disabilitas sangat kesulitan untuk mengakses jalan ketika sakit. Jangankan disabilitas mba, kursi roda itu sendiri akan sangat membantu warga yang sakit ketika sulit mengakses mobil ambulans dari rumah,” tambah Bambang.

Hal ini terjadi karena adanya akses jalan yang sempit dari rumah warga ke jalan raya, sehingga tidak memungkinkan untuk mobil ambulans masuk saat keadaan darurat.

Sementara itu, fasilitator berharap dengan apa yang mereka dapatkan melalui wadah ini, akan menjadi awal yang baik. Nantinya hasil data dari Kartu Penilaian ini akan menjadi bekal mereka untuk mengajukan usulan kepada pemerintah, sehingga diharapkan ada hal baik yang datang kepada masyarakat di wilayah dampingan WVI saat ini.

 

Ditulis oleh: Hana Priscilla, Monev Area Program Jakarta, Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait