Menciptakan Harapan dalam Hati Setiap Anak

Menciptakan Harapan dalam Hati Setiap Anak

Kurang-lebih 24 tahun lamanya Bapak Anil Dawan mengenal WVI. Bahkan pada sembilan tahun terakhir, beliau bergabung sebagai staf. Saat ini, Pak Anil berkarya sebagai pemimpin departemen Faith and Development di kantor nasional WVI. 

“WVI adalah rumah saya. WVI adalah panggilan saya. WVI adalah bagian dari cara saya untuk memaknai hidup, tidak hanya untuk relasi saya dengan Tuhan tapi juga mengekspresikan keresahan sosial saya,” ujarnya. 

Kilas balik, Pak Anil mengenal WVI sejak ia masih menjadi murid SD di kota Blitar pada tahun 1980-an. Ia adalah salah satu mantan wakil anak ketika WVI masih beridentitas sebagai World Vision Indonesia.  

Waktu itu, WVI menjalankan sebuah program yang bertujuan untuk mensejahterakan anak-anak melalui dukungan dana pendidikan dan pemenuhan nutrisi. “Saya jadi anak yang disponsori sejak baru masuk SD sampai lulus SMA di tahun 1993. Sponsor saya dari Australia dan mereka rajin surat-menyurat, bertanya hal-hal yang kayanya sederhana, seputar kehidupan saya, tapi itu membuat saya merasa memiliki orang yang mendoakan saya, menolong saya walaupun tinggal jauh di negara berbeda,” cerita Pak Anil. 

Melalui program yang dilakukan saat itu, Pak Anil mendapat dukungan dana pendidikan yang digunakan untuk membayar uang sekolah setiap bulan, sekaligus juga biaya lainnya. Namun baginya, dukungan WVI tersebut memiliki arti yang jauh lebih dalam. “Dampak yang saya rasakan bagaimana WVI bekerja bagi saya secara pribadi adalah, saya menemukan harapan dan cita-cita,” ujarnya. 

Bagi seorang anak yang hidup dalam kerentanan, dukungan dari orang lain bukan hanya sebatas hadiah atau surat, tetapi juga relasi. Dari relasi yang terbangun, muncul apa yang Pak Anil serta ribuan wakil anak lain rasakan sebagai cinta kasih, kepedulian, dan harapan. “WVI memberikan harapan yang tumbuh pada setiap anak. Selain dukungan dan doa dari banyak pihak termasuk keluarga, harapan ini juga yang berjalan dengan cita-cita yang saya ingin raih,” pungkasnya. 

Bagi Pak Anil, harapan yang WVI dan sponsor tanamkan dalam hatinya itu ibarat benih yang bertumbuh subur. Sehingga, ketika Pak Anil dihadapkan pada keterbatasan dan tantangan, ia tetap yakin bahwa apapun yang ia usahakan tentu bisa berhasil. Nilai ini juga yang ia wariskan pada anak-anaknya saat ini. 

Jika pada tahun 2023 ini, WVI merayakan 25 tahun masa berkarya, maka sosok seperti Pak Anil adalah salah satu contoh benih yang tertanam dan menghasilkan buah, bahkan buahnya menjadi berkat bagi orang lain. Program-program yang WVI implementasikan merupakan hal yang sangat berarti bagi seorang anak. Bukan karena nilai, jumlah, ataupun bentuk dukungannya, melainkan karena hal ini menimbulkan harapan.

Bagi anak-anak yang berada di daerah terjauh dan tertinggal, seringkali harapan itu tidak ada lagi. Namun, karya dan kerja WVI bersama anak-anak, yang didukung oleh setiap kita yang terpanggil menjadi sponsor, dapat kembali memunculkan harapan tersebut. WVI hadir dan pergi ke tempat-tempat ini agar setiap anak dapat tumbuh dalam cinta kasih, merasakan kepedulian dari orang lain, serta memiliki percikan harapan yang terus menyala hingga ia bisa menjadi manusia yang berdaya.

“Kita menabur benih baik pada anak-anak dampingan yang ada saat ini. Dan saya yakin, benih yang baik ini pasti tumbuh,” tutur Pak Anil, yang menjadi pesan bagi setiap kita. 

 

 

Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive) 


Artikel Terkait