Pola Pengasuhan Anak ala Generasi Milenial

Pola Pengasuhan Anak ala Generasi Milenial

Tripina Sri Rahayu, seorang ibu rumah tangga asal Desa Jaya Mentari, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat terkejut dengan materi pelatihan yang baru saja diterimanya dari Wahana Visi Indonesia (WVI). Ibu tiga anak yang juga merupakan kader posyandu desa ini mendapatkan pengetahuan baru dari pelatihan yang diterimanya siang itu.

Pelatihan Dasar Sponsorship adalah kegiatan yang diikutinya hari itu. Setelah mengikutinya, Tripina lantas mengerti bagaimana cara mendidik anak dari generasi yang berbeda.

“Hal baru yang saya dapat adalah tentang pengasuhan anak di zaman milenial. Ternyata pengasuhan anak di era sebelum tahun 1990 sangat berbeda dengan pengasuhan di era milenial. Tiap generasi memiliki pola asuh yang berbeda, termasuk generasi milenial yang kini memiliki pola asuh yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya,” ungkap Tripina.

Menurutnya, orang tua pada generasi pendahulu milenial dinilai cenderung fokus berlebihan terhadap anak dan punya peran besar dalam menentukan masa depan atau hal-hal yang dikonsumsi keturunan mereka. Bahkan, kemunculan internet dalam kehidupan generasi milenial berperan besar terhadap gaya hidup mereka, mulai dari pilihan sumber informasi utama hingga bagaimana mereka menghabiskan waktu dan pendapatannya di sehari-hari.

Tripina senang bisa terlibat dalam pelatihan bersama WVI. Hal ini memberikan wawasan baru baginya untuk bisa menerapkan pola pengasuhan yang tepat bagi anak-anaknya.

Sama seperti Tripina, ada pula Megawati yang merasakan kesenangan serupa. Tak hanya mendapatkan Pelatihan Dasar Sponsorship, Megawati juga mendapatkan informasi terkait cara melakukan pola pengasuhan dengan cinta kepada anak.

“Dengan adanya pelatihan ini akan sangat membantu khususnya untuk orang tua untuk bisa mengasuh anak sesuai dengan kebutuhan anak dan perkembangannya yang lebih baik lagi,” kata Megawati.  

Dijelaskan Megawati, terkadang orang tua selalu memaksa kehendak mereka sendiri tanpa mendengarkan pendapat anak dan apa yang seharusnya mereka dapatkan, sehingga anak seringkali harus mengikuti apa yang diinginkan oleh orang tuanya. Hal ini menciptakan komunikasi yang buruk bagi anak dan orang tua, dan dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.   

Keduanya berharap, melalui pelatihan yang telah diterimanya, banyak orang tua bisa mengerti bagaimana berkomunikasi efektif terhadap anak. Sekaligus, anak juga dapat terhindar dari bahaya pergaulan masa kini setelah orang tuanya mendapatkan informasi yang tepat dalam pola pengasuhan ala generasi milenial ini.

Tripina dan Megawati adalah contoh dari masyarakat yang pertama kali mendapatkan informasi terkait pola pengasuhan dengan cinta terhadap anak. Masih banyak wanita dan orang tua lainnya yang tidak seberuntung mereka untuk menerima informasi berharga seperti ini.

Anda bisa mendukung lebih banyak lagi anak dan masyarakat mendapatkan informasi dan pengetahuan baik untuk pertama kalinya dalam hidup mereka melalui kampanye A World of First. Klik tautan ini untuk info selengkapnya: https://wahanavisi.org/id/sponsor-anak/anak

 

#AWorldOfFirst

Ditulis oleh: Para Staf Tenaga Harian Lepas Area Program Melawi Sintang Wahana Visi Indonesi


Artikel Terkait