Suara Perubahan untuk Desaku

Suara Perubahan untuk Desaku

“Awalnya saya takut berbicara dan menyampaikan pendapat di depan orang dewasa karena ini merupakan pengalaman pertama saya, namun dengan adanya dorongan dari kakak-kakak Wahana Visi Indonesia (WVI) Area Program Halmahera Timur memberikan saya keberanian kata Shiren (14) Anggota Forum Anak Desa di Kabupaten Halmahera Timur.

Selama ini di desa tempat tinggal Shiren, anak jarang terlibat dalam mengemukakan pendapat baik secara informal maupun formal karena anak masih dianggap belum memiliki wawasan dan pemahaman yang baik terkait kontribusi pembangunan di desa. Kali ini kesempatan utama datang pada Shiren. Shiren merupakan salah satu anak anggota Forum Anak yang didampingi untuk berani mengemukakan pendapat terkait masalah atau ide kegiatan yang akan dilakukan bersama.

Shiren dipilih oleh teman-temannya setelah Forum Anak mendapat pelatihan dari WVI tentang pemecahan masalah menggunakan metode pohon masalah. Forum Anak juga mendapat pelatihan lain seperti pelatihan tentang hak dan kewajiban anak yang mengajarkan tentang pentingnya suara anak dalam memajukan desa serta musyawarah Forum Anak. Hal inilah yang kemudian membuat Shiren menjuadi perwakilan Forum Anak dalam menyampaikan harapannya kepada Pemerintah Desa di tahun 2022 melalui kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) pada tanggal 20 September 2021.

Dalam Musrenbangdes, Shiren menyoroti minimnya fasilitas pendidikan SMP belum ada di desany. Selama ini murid SMP di desanya harus berjalan kaki sekitar 3 km atau  sekitar 2 jam 45 menit untuk bisa belajar di desa tetangga.

“Kami dari Forum Anak, selama ini kami sekolah dan kami sering kelelahan bahkan ada yang pingsan karena jarak yang jauh dan panas tapi selama ini kami belum merasakan bantuan dari Pemerintah terhadap kami, untuk itu di hari ini kami minta pemerintah desa membantu melihat keadaan kami,” ujar Shiren ketika menyampaikan aspirasinya sambil menangis dan membuat orang-orang yang hadir terdiam dan sebagian besar ikut menangis. Hal ini kemudian mendorong rasa empati masyarakat yang hadir untuk bersuara dan mendukung harapan yang disampaiakan Forum Anak.

Setelah Shiren menyampaikan pendapat pada saat Musrenbangdes tersebut, terdapat beberapa kesepakatan bersama untuk mengalokasikan dana pendidikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) untuk tahun anggaran 2022 antara lain: penyediaan sarana transportasi guna mendukung anak ke sekolah dan penyediaan taman baca untuk pemanfaatan waktu luang anak di desa.

Pemerintah desa menyambut positif usulan yang diberikan sehingga anak di desa bisa mendapatkan hak atas pendidikan dan kesempatan untuk dapat berpartisipasi dalam setiap pembangunan desa. Hal ini pun langsung dimuat dalam berita acara Musrenbangdes.

Kehadiran Shiren memberi dampak positif terhadap proses Musrenbangdes. Pada awalnya peserta Musrenbangdes lebih fokus dengan pembangunan fisik, namun tersentak kaget ketika Shiren menyampaikan usulan yang tidak dipikirkan orang dewasa. Shiren memberi warna baru dengan bersuara untuk perubahan desa. Semoga muncul kesadaran baru di tengah masyarakat bahwa anak-anak juga perlu didengarkan dalam rencana pembangunan desa.

Ditulis oleh Novandi Batahari, Fasilitator Pengembangan WVI Area Program Halmahera Timur


Artikel Terkait