Wanita Penggerak Para Petani

Wanita Penggerak Para Petani

Sekilas tidak ada yang berbeda dari Zaitun (44), seorang ibu rumah tangga asal Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Namun, wanita dengan tiga orang anak ini telah berbuat banyak bagi para petani di desa-desa di Kecamatan Palolo.   

Zaitun adalah seorang PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) sekaligus Direktur BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Harapan Baru di desanya. Sebagai PPL, ia mendampingi dua desa: Desa Ranteleda untuk membantu mengatur komoditi sawah, dan Desa Bobo, tempat Zaitun menetap, untuk mengakomodir komoditi coklat. Hanya saja, beberapa tahun belakangan ini, penanaman tanaman coklat sudah tidak lagi produktif.  

Pada awal 2018, Wahana Visi Indonesia (WVI) melalui Proyek Moringa hadir di Kecamatan Palolo untuk meningkatkan pendapatan petani jagung. Bekerja sama dengan PT Syngenta, keduanya membuat demo plot (demplot) jagung berkualitas. Melalui kerja sama ini, demplot pun mulai menghasilkan 13 ton jagung per hektare. Padahal, awalnya hasil jagung yang diperoleh para petani hanyalah 3-4 ton per hektare.

Melihat hasil demplot tersebut, Zaitun pun tertarik untuk mendalami budidaya jagung pakan dan melihatnya sebagai peluang baru untuk mengembangkan petani yang ada di Desa Bobo. Terlebih lagi, sejak demplot beroperasi, sudah banyak petani yang mengenal benih jagung NK. Bahkan, ada beberapa yang sudah mulai menanam, tetapi harus membeli benih di desa lain yang jaraknya cukup jauh.

Zaitun pun mulai mengelola BUMDes dengan mempertimbangkan jagung sebagai komoditi alternatif untuk dikembangkan. Kini, di saat dirinya memimpin BUMDes, ia pun mengarahkan pengelolaan anggaran dana desa menjadi 2 bagian, dimana 80% dana dikelola bagi kepentingan simpan pinjam dan 20% bagi pengembangan ekonomi produktif, yakni budidaya jagung.  

Langkah awal yang dilakukan saat itu adalah mengumpulkan perwakilan kelompok tani dan menyampaikan rencana pengembangan BUMDes ke depannya. Hanya saja, respons petani tidak sesuai yang diharapkan, karena belum ada yang tertarik untuk menanam jagung.  

Zaitun tidak kehabisan akal. Ia meminta seorang petani untuk mulai mencoba menanam 4,5 kg benih NK 212, yang ternyata bisa menghasilkan panen 2,2 ton. Lahan yang ditanami adalah lahan coklat yang sudah tidak produktif lagi dan beralih fungsi menjadi lahan jagung.  

Kini, setelah panen, petani mulai tertarik untuk menanam benih NK, hanya saja terkendala pada akses mendapatkan benih. Akhirnya, BUMDes mulai mengelola dana yang 20 % tersebut untuk penyediaan benih NK.

WVI melalui proyek Moringa kemudian menghubungkan BUMDes Harapan Baru kepada PSP (Primary Service Provider) yaitu PT Syngenta, agar BUMDES bisa menjadi ISP (Intermediate Service Provider) benih berkualitas di level desa.  BUMDES juga membuka akses untuk permodalan petani dengan memberi pinjaman input pertanian yang akan dikembalikan setelah panen. Saat ini sebanyak 40 petani sudah bisa mengakses benih berkualitas, dan 19 di antaranya mengakses pinjaman modal.   

Sebagai PPL, menanam benih jagung berkualitas menambah wawasan Zaitun, bahkan saat ini beliau sudah membuat analisa usaha jagung dan melakukan edukasi kepada kelompok-kelompok tani di Desa Bobo. Zaitun sangat ingin memajukan BUMDes Harapan Baru untuk bisa menjangkau dan memberi manfaat bagi para petani di desanya.

 

Ditulis oleh: Erawinta, Development Facilitator Proyek Moringa Wahana Visi Indonesia 

 


Artikel Terkait