WVI Bantu Pemerintah Daerah Bangun Ratusan Hunian di Lombok

WVI Bantu Pemerintah Daerah Bangun Ratusan Hunian di Lombok

#LombokBangkitKembali - Pascagempa yang melanda Lombok pada Juli 2018 lalu, masyarakat masih hidup dalam keterbatasan. Meskipun tidak ada lagi masyarakat yang menetap di tenda, mereka masih menantikan hunian tetap yang telah dijanjikan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat.

Hery Sudita, selaku Kepala Bidang Sosial Budaya Bappeda Kabupaten Lombok Utara mengatakan, saat ini meski Lombok sudah berangsur pulih dan 70 persen aktivitas pasar sudah kembali berjalan, pihak pemerintah kabupaten tetap memfokuskan pemulihan pada pemukiman warga.

“Kami memastikan tidak ada lagi pengungsi saat ini, semua sudah pulang ke rumah semi permanen, sambil kami terus memproses pembangunan hunian tetap bagi masyarakat” jelas Hery.

Wahana Visi Indonesia (WVI) melalui tim respons tanggap bencana gempa bumi Lombok turut membantu terciptanya bangunan semi permanen/huntara (hunian sementara) bagi masyarakat Lombok. Hery membenarkan hal tersebut, bahwa huntara yang ditinggali masyarakat saat ini memang berasal bantuan pemerintah desa, pemerintah kabupaten, komunitas dan NGO (non-govermental organization) seperti WVI.

Melalui dukungan dana dari Aktion Deutschland Hilft (ADH) asal Jerman, WVI bekerja sama dengan PKPU Human Initiative berkomitmen membantu pemerintah, khususnya Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dengan memberikan 426 hunian sementara (huntara) kepada masyarakat di 15 dusun di Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.

Bantuan yang diberikan WVI dikhususkan kepada masyarakat dengan beberapa kriteria seperti: rumah rusak berat, masyarakat rentan (memiliki balita, janda, memiliki anggota keluarga yang cacat), memiliki lahan minimal 6x6 meter, memiliki kartu identitas resmi, serta memiliki surat keterangan kepemilikan lahan.

WVI memberikan huntara berukuran 4,8x4,8 meter. Setiap penerima huntara juga menerima satu unit toilet berukuran 1x1,6 meter sebagai bentuk tanggung jawab WVI akan kebersihan dan sanitasi harian masyarakat. 

Pembangunan huntara melibatkan masyarakat melalui pembentukan kelompok masyarakat (pokmas) yang tersebar di dusun-dusun tempat dibangunnya huntara. Bersama dengan WVI dan PKPU Human Initiative, pokmas akan bekerja mendata orang-orang yang berhak menerima huntara.

Meski proses pembangunan huntara masih terus berjalan hingga saat ini, PKPU Human Initiative sebagai pihak pengeksekusi jalannya proses pembangunan merasakan tantangan dalam mewujudkan berdirinya ratusan huntara di Kabupaten Lombok Utara.

Ajang Fahrudin, selaku Project Manager PKPU Human Initiative untuk huntara mengatakan, lokasi sebaran huntara yang berjauhan serta akses jalan yang buruk membuat proses pembangunan huntara masih terkesan lambat.

“Meski begitu, proses pembangunan huntara terus berjalan agar capaian target bisa sesuai dengan rencana (Desember 2019 mendatang),” ungkap Ajang.

 

 

Para Janda yang Terbantu

Meski bukanlah pekerjaan besar, pembangunan huntara memberikan makna besar bagi para penerimanya. Beberapa janda menjadi penerima manfaat dari adanya hunian ini. Kami menyempatkan diri untuk berbincang dan bertatap muka dengan mereka.

Sebut saja Nengah Bakti, seorang janda lima anak yang hidup di salah satu dusun di Kabupaten Lombok Utara yang merasakan sukacita setelah menerima huntara hasil pemberian WVI.

“Rumah kami rusak parah dan hancur. Setelah gempa saya sempat tinggal di tenda selama tiga bulan bersama cucu dan anak tertua saya. Setelah mendapatkan rumah dari WVI, kami sekarang tinggal di rumah ini,” cerita Nengah dengan mata berkaca-kaca.

Nengah hidup bersama putri tertuanya yang tuna wicara, Iluh Sumiati serta satu orang cucu. Dengan adanya huntara di lahan resmi miliknya, Nengah kini tak perlu lagi takut merasa kedinginan atau kepanasan. Bahkan, toilet yang sudah diberikan pun sangat membantu keseharian mereka.

Serupa dengan Niluh, Sadrah, salah satu warga Desa Sokong yang juga merupakan seorang janda mengatakan sangat terbantu dengan adanya huntara yang diberikan kepadanya dan keluarganya. Sehari-hari Arni tinggal bersama anak bungsunya, Ogin yang masih duduk di Sekolah Menengah Atas.

Sebelum gempa terjadi, Sadrah baru saja merenovasi rumahnya. Namun, gempa meluluhlantakkan bangunan tersebut, sehingga Sadrah dan Ogin terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kehadiran WVI di desa tempatnya tinggal memberikan angin segar baginya.

“Kami masih menantikan hunian tetap yang dijanjikan pemerintah, sampai sekarang masih dalam proses mengantre. Untung WVI datang dan memberikan kami bantuan rumah. Kami sangat terbantu sekali,” ujar Sadrah semringah.

Program pembangunan huntara di Desa Sokong telah berjalan sejak April 2019 lalu dan ditargetkan akan selesai pada Desember 2019 mendatang. Hingga berita ini diturunkan, tercatat WVI sudah membangun 87 huntara di Desa Sokong. Setidaknya 217 anak dan 508 dewasa telah mendapatkan manfaat dari pembangunan huntara ini.

 

Ditulis oleh:  Putri ianne Barus, Communications Officer Wahana Visi Indonesia

 


Artikel Terkait