Kelompok Wanita Tani yang Berdaya

Kelompok Wanita Tani yang Berdaya

Diah Handriani (38), anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Bunga Berseri Sembalun, merasakan perubahan besar pada kehidupannya setelah menerima pendampingan proyek Lenting Wahana Visi Indonesia (WVI) atas dukungan World Vision Korea. Program yang menyasar pada adaptasi perubahan iklim ini turut memberdayakan masyarakat di Kabupaten Lombok Timur untuk mengadopsi teknologi irigasi tetes bersama mitra Power Agro.

Sebelumnya kegiatan KWT Bunga Berseri Sembalun sempat tidak aktif dan tidak ada aktivitas pertanian yang mereka lakukan. Bertanipun biasanya lebih banyak mengandalkan pada musim hujan. Walaupun di desa tidak kering karena masih bisa menggunakan sumur biasa dan sumur bor, air yang mereka perlukan untuk bertanipun masih cukup kurang dan tidak besar.

Dengan adanya teknik irigasi tetes ini, Diah dan anggota KWT lain merasa sangat terbantu dan merasakan dampak besar karena semua pekerjaan berjalan dengan sangat efisien terutama dalam penggunaan air.

‘’Setelah adanya WVI, KWT kita mulai kembali pulih dengan diajak pelatihan mengenai irigasi tetes yang merupakan hal baru buat kami karena ketika musim panas kami saat ini masih bisa bertani, biasanya tidak ada air, kentang juga butuh air besar dan sejak diperkenalkan irigasi tetes lebih santai dan tidak terlalu memikirkan air yang menguras pikiran ketika musim kering,’’ ungkap Diah.

Bukan hanya menjadikan irigasi tetes ini menjadi hal yang baru untuk pertanian, tetapi anggota KWT merasakan adanya kesetaraan gender dalam kegiatan ini.

“Dengan adanya  pendampingan mengenai irigasi tetes ini, jadi peran perempuan dengan adanya ilmu ini, benar benar di depan, tidak terlalu bergantung pada bapak/suami. Disuruh ngebor, pasang pipa, keran, merentangkan selang kami sudah praktik dan ketika ada kerusakan bisa kita kerjakan sendiri yang penting ada alat,” jelasnya bersemangat.

Saat ini telah terbentuk enam kelompok tani yang beranggotakan 120 orang dari 3 desa yang berada di Kecamatan Sembalun yang menerima pendampingan untuk menggunakan pola irigasi tetes ini. Proyek Lenting dianggap membantu para petani dalam mengaplikasikan berbagai teknik pertanian. Selain itu petani juga diajarkan untuk mengelola pendapatan dan meningkatkan hasil pertanian. 

Kini, setelah 7 bulan mengaplikasikan irigasi tetes, anggota KWT sudah bisa menikmati hasil buah kerja keras mereka dengan hasil panennya yang digunakan untuk pengembangan KWT dan kebutuhan ekonomi keluarga.

 

 


Artikel Terkait